Bagi yang belum tahu, gw adalah penggemar Juventus sejak mengenal dunia persilatan persepakbolaan. Karena Juventus juga, gw menjadi fans timnas Italy, karena kesuksesan Juventus selalu didukung oleh pemain-pemain Italy di klub ini -beda dengan klub seperti Inter dan Milan yang mengandalkan pemain Amerika Latin (Argentina dan Brazil). Mungkin lebih mirip Roma dalam hal menghasilkan pemain untuk timnas Italy. Jangan salah sangka, gw juga pendukung setia timnas Indonesia kita yang tercinta, tapi kan Indonesia ga bisa didukung klo ada Piala Dunia 😀
Sebagai seorang penggemar dan pemerhati klub ini, gw ingin melakukan sedikit analisis mengenai skuad Juventus untuk musim 2008/2009 yang akan datang. Ini hanya analisis dari seorang amatiran yang mengenal taktik permainan sepakbola hanya dari game Championship Manager (sekarang Football Manager), makanya jangan terlalu dianggap serius.
Musim depan, Juventus akan kembali ke kancah persepakbolaan Eropa dengan lolosnya mereka ke Champions League (selanjutnya akan disebut CL -udah kaya’ nulis dokumen resmi). Selain CL, tentunya Juve masih menjadi partisipan Serie A dan Piala Italy atau yang dikenal dengan Coppa Italy (selanjutnya disebut CI -tolong bedakan CL dan CI). Walaupun masih harus mengikuti babak kualifikasi ketiga sebelum masuk fase grup CL, tentunya semua fans Juve berharap dan yakin klub ini akan mampu melewati babak kualifikasi. Untuk ini, Juve harus menyiapkan skuad untuk bisa menghadapi ketiga kompetisi ini. Dan karena ini adalah Juventus, klub dengan tradisi juara, maka skuad yang harus disiapkan tentunya harus yang dapat bersaing untuk merebut gelar juara setidaknya di dua kompetisi utama Serie A dan CL.
Bagaimana dengan skuad Juventus untuk musim depan?
Pertama, mari kita melihat skuad di musim lalu. Pada musim 2007/2008 yang lalu, Juventus memiliki skuad yang terbilang cukup baik untuk klub yang baru kembali dari Serie B dan bisa bersaing dengan klub-klub papan atas yaitu Roma, Milan, dan Inter. Hal yang kurang dari Juventus pada musim lalu adalah konsistensi ketika harus menghadapi klub-klub yang di atas kertas levelnya tidak sebaik ketiga klub papan atas tersebut. Hal lain yang patut menjadi perhatian juga adalah rapuhnya pertahanan Juventus musim lalu. Untuk masalah penyerangan, Juve merupakan yang terbaik di Serie A musim lalu. Bersama Roma, Juventus menjadi klub yang paling banyak menyarangkan gol ke gawang lawan, sebanyak 72 kali. Pertahanan yang rapuh bisa cukup ditutupi oleh penyerangan yang baik sehingga Juventus tidak pernah kalah melawan tiga klub besar tersebut (Roma, Inter, Milan). Juventus, bahkan mengalahkan Inter 2-1 saat pertandingan away di Giuseppe Meazza dan mengalahkan Milan 3-2 saat bermain di Olimpico Turin. Lalu, apa yang membuat Juventus hanya duduk di posisi 3 di bawah Inter dan Roma? Jawabannya adalah kurangnya konsistensi
Merujuk pada musim lalu, lini pertahanan Juventus memang harus diperbaiki mengingat Juventus terkenal dengan lini pertahanan yang solid yang bisa membuat mereka jadi klub tersukses di Serie A. Namun, hal terpenting yang harus diperbaiki adalah konsistensi permainan. Usaha untuk memperbaiki lini pertahanan memang sudah dilakukan namun masih meragukan. Pihak manajemen Juventus membeli Olof Melberg dari Aston Villa, membeli kembali setengah hak kepemilikan De Ceglie dari Siena dan membeli Christian Poulsen dari Sevilla. Dari segi kualitas, Melberg tidak lebih baik dari Legrottaglie dan sudah berusia 30 tahun sekarang -tapi masih cukup baik. Poulsen memang gelandang bertahan yang cukup bagus, dan jika dia bisa bermain seperti saat dia mematikan Totti dulu saat Euro 2004, dia bisa diharapkan untuk memperkuat pertahanan Juventus, tapi kita masih perlu melihat pembuktiannya nanti. Gw lebih banyak berharap kepada De Ceglie yang merupakan pemain muda binaan Youth Team Juventus. Tidak berlebihan klo gw bilang kunci baik atau tidaknya pertahanan Juventus ada di De Ceglie. Dengan Zebina di kanan, Chiellini dan Andrade di tengah yang sudah terbukti kualitasnya, jika De Ceglie mampu tambil baik maka lini pertahanan Juventus yang musim lalu memang bermasalah di sektor kiri bisa semakin baik musim ini. Melihat potensi De Ceglie dan bagaimana Chiellini bisa tampil bagus musim lalu di usianya yang masih muda seperti De Ceglie juga, maka gw bisa berharap banyak.
Jika De Ceglie bisa tampil baik, maka lini pertahanan Juventus memang akan menjadi lebih baik. Tapi, masalah konsistensi yang menjadi perhatian penting buat skuad Juventus musim ini. Dengan tambahan satu kompetisi yang diikuti (CL), konsistensi semakin diperlukan. Pelatih Juventus, Claudio Ranieri sudah melihat hal ini dan menyiapkan skuad yang memiliki dua pemain untuk tiap posisi. Yang menjadi masalah adalah apakah pemain-pemain pelapis bisa sebaik pemain yang dilapis ( bahasanya aneh 😀 )? Gw memang berharap banyak pada Giovinco sebagai pelapis Nedved dan Marchisio Sebagai pelapis di lini tengah. Jika melihat permainan mereka musim lalu, mereka sudah cukup mampu untuk menjalankan tugasnya. Walaupun mungkin belum bisa berbicara banyak di CL, tapi setidaknya di Serie A mereka bisa menjadi pelapis yang bagus. Untuk penyerang pun, Ranieri memiliki lini penyerangan yang berpotensi menjadi yang terbaik di Italia jika bukan di Eropa musim ini. Del Piero, Trezeguet, Amauri, dan Iaquinta bisa memberikan banyak pilihan buat Ranieri di lini depan. Dan ingat, musim lalu duet Del Piero-Trezeguet menjadi duet tersubur di Serie A dengan total 41 gol, ditambah Iaquinta dengan 12 gol. Dengan datangnya Amauri lini depan Juve menjadi komplit. Yang menjadi masalah adalah pelapis utuk Camoranesi, dan di lini pertahanan. Gw menilai Marchionni belum cukup mampu untuk menggantikan Camoranesi musim lalu. Terbukti, saat Camoranesi cedera, Marchionni belum mampu menutupi kehilangan Camoranesi. Begitu juga dengan lini pertahanan, gw merasa Molinaro tidak cukup baik dalam bertahan dan kemampuan Melberg masih gw ragukan untuk bisa menggantikan Chiellini atau Andrade.
Juventus butuh pemain tengah kreatif?
Ya, sebenarnya jika bisa membeli Alonso atau Aquilani, skuad Juve dipastikan akan lebih baik dari sekarang. Dua pemain ini bagus dalam bertahan dan punya kreatifitas dan visi yang bagus dalam menyerang dan mampu memberikan passing yang akurat serta tendangan jarak jauh yang baik (terutama Alonso). Jika mampu membeli mereka sebenarnya kekuatan Juve akan lebih baik dari sekarang baik dalam pertahanan maupun dalam penyerangan. Namun, dengan skuad yang ada sekarang pun Juventus sudah bisa cukup bersaing di Serie A dan CL. Kita berharap saja Camoranesi tidak cedera sepanjang musim dan Giovinco bisa terus berkembang.
Bagaimana dengan saingan-saingan Juventus?
Di Serie A sendiri, Milan dan Inter masih menjadi saingan utama Juventus. Dengan Milan yang mulai melakukan revolusi skuad dengan membeli Zambrotta, Flamini, dan -yang paling sensasional- Ronaldinho serta Inter yang juga membeli Mancini, akan mendatangkan Muntari dan terutama ditangani oleh pelatih sensasional -The Special One- Mourinho, kedua klub ini masih menjadi saingan utama. Terutama Milan yang tidak mengikuti CL, bisa lebih fokus ke Serie A. Roma, kekuatannya bisa dibilang menurun dari musim lalu. Mancini merupakan salah satu pemain kunci Roma musim lalu, tapi sekarang dijual ke Inter. Memang ada Riise yang masuk, tapi kehilangan Mancini harus cepat digantikan jika Roma masih ingin bersaing di papan atas, apalagi kondisi Totti yang belum pulih sepenuhnya dari cedera. Yang menarik adalah Fiorentina dan Napoli. Dengan skuad musim lalu ditambah beberapa pemain baru yang menarik, Fiorentina bisa jadi salah satu kandidat peraih Scudetto musim ini. Napoli pun mulai membangun skuad mudanya musim lalu. Dengan Santacroce, Hamsik, dan Lavezzi yang menarik perhatian musim lalu, menarik buat melihat Napoli musim ini yang kembali membeli beberapa pemain muda berbakat.
Manajemen Juventus
Saat ini banyak yang mengkritik keputusan manajemen Juventus. Dan memang, sepak terjang manajemen Juventus sejak beralih dari Moggi belum sebaik saat Moggi berkuasa. Bisa diingat bagaimana Moggi menemukan Zidane dan saat Zidane sedang di puncak performa, Moggi berani menjualnya dan membeli Nedved, Bufffon, dan Thuram. Atau, bagaimana Moggi juga menemukan Camoranesi. Moggi juga yang saat itu berhasil membeli Ibrahimovic dan Vieira. Gw juga masih ingat jauh sebelum itu, bagaimana gw mempertanyakan keputusan Juventus menjual Inzaghi ke Milan dan ternyata dengan perginya Inzaghi muncul satu nama baru yang akhirnya menjadi salah satu striker paling mematikan di depan gawang saat ini -Trezeguet. Dibanding sepak terjang Moggi, memang apa yang dilakukan pihak manajemen Juventus dengan transfer guru Alesio Secco sangat tidak memuaskan. Tapi, gw masih menghargai keputusan mereka yang mengandalkan pemain muda Italy seperti Giovinco, De Ceglie, dan Marchisio. Memang sudah saatnya regenrasi terjadi di Italy. Penjualan Nocerino ke Palermo sebenarnya salah satu hal yang gw sesalkan, tapi memang Juventus tidak terlalu butuh Nocerino dan dengan dia ke Palermo, kesempatannya buat berkembang makin terbuka (once again I agree for the sake of regeneration). Walaupun banyak yang menentang penjualan setengah hak Palladino ke Palermo, gw termasuk dari sedikit yang mendukung. Pemain dengan bakat sebesar Palladino tidak akan berkembang di Juventus saat ini, karena di posisi penyerang, sudah ada Del Piero, Trezeguet, Iaquinta, Amauri. Palladino jelas hanya akan jadi pilihan penyerang kelima, dan itu berarti dia hampir tidak akan pernah bermain sebagai penyerang sepanjang musim. Palladino memang bisa dimainkan sebagai winger, tapi itu berarti mematikan potensinya yang sebenarnya. Juventus juga masih bisa membeli lagi setengah hak kepemilikannya jika dia ternyata bisa berkembang di Palermo. Bermain di Palermo akan memberi kesempatan berkembang buat Palladino.
Overall, gw berharap banyak dengan skuad Juventus musim ini, terlebih dari pemain-pemain muda pontensial yang ada -Giovinco, De Ceglie, Marchisio, dan mungkin Ekhdal. Di Serie A dan CI, Juve masih bisa bersaing untuk menjadi juara, namun di CL, analisis gw Juve hanya akan sampai di semifinal jika beruntung. Skuad Juve sekarang belum mampu bersaing di CL. Mungkin tahun depan saat pemain-pemain muda yang ada sudah lebih matang dan pemain-pemain tua seperti Del Piero, Trez, Camoranesi belum terlalu tua.